Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki
seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. tingkatan privasi
yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu
adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin
menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain. adapun
definisi lain dari privasi yaitu sebagai suatu kemampuan untuk
mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan atau
kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan. privasi
jangan dipandang hanya sebagai penarikan diri seseorang secara fisik
terhadap pihak-pihak lain dalam rangka menyepi saja, sama halnya seperti
berinternet yang memerlukan konsekuensi kekhawatiran dari penggunanya
dan konsekuensi yang datang dari pengguna internet itu sendiri. Menurut
berbagai sumber bahwa pengguna internet di seluruh AS cenderung menjaga
privasi mereka di dunia internet ketika mereka berselancar di dunia
maya. Selain itu tingkat keperdulian peningkatan privasi pengguna
online lebih memilih mereka tidak memberikan data diri/informasi dirinya
secara lengkap, misalnya dengan tidak memberikan email yg diminta
Internet Service Provider (ISP) untuk menghindari email yang tidak
diinginkan masuk ke dalam kotak masuk (Inbox) mereka. Dan buku terbitan
milne dan boza yang berjudul "A Business Perspective on Database
Marketing and Consumer Privacy Practices" membuat suatu survei atas
masalah privasi dan kepercayaan, berdasarkan email yang diterima
sebanyak 1.508 responden warga AS mereka menunjukan bahwa persepsi
konsumen internet memiliki tingkat kekhawatiran tinggi atas privasi
mereka secara perorangan, dan kepercayaan negatif berkaitan dengan
privasi.
Beberapa studi telah membahas ketertaitan antara perilaku pelanggan dan
faktor-faktor seperti kepercayaan pelanggan tentang privasi, sikap, dan
niat. Misalnya, menurut sumber dari Lwin dan Williams salah satu
penerbit buku tentang privasi, mengembangkan suatu model konseptual
untuk menyelidiki perilaku pelanggan dalam memberikan informasi online
palsu. Mereka menggunakan dua teori: Multidimensional Development Theory
of Privacy (MDTP) dan Theory of Planned Behavior (TPB) dengan faktor
tambahan dari kewajiban moral. Mereka melakukan studi empiris untuk
menguji bagian dari TPB model konseptual dengan menggunakan survey
email dari 341 pengguna online, alhasil menunjukan bahwa sikap, perilaku
yang dirasakan, dan persepsi perilaku konsumen untuk memberikan
informasi palsu, sedangkan norma subjektif dan tekanan sosial yang tidak
dirasakan. Demikian pula menurut sumber lain menyelidiki apakah
keyakinan privasi dan kepercayaan dari internet mempengaruhi perilaku ,
seperti dijelaskan di TPB. Berdasarkan survei terhadap 193 mahasiswa, ia
menemukan bahwa keyakinan individu tentang kepercayaan dari internet
memiliki efek positif pada sikap mereka terhadap pembeli online pada
pasar toko-toko online guna meningkatkan tingkat pembeli.
Hasil penelitian pengguna/pelanggan ini merupakan hasil yang perspektif,
dari penelitian ini disurvei sejauh ini menunjukan bahwa konsumen lebih
peduli dan mementingkan privasi mereka di dunia internet, efek lainnya
bahwa pandangan negatif ini dapat berdampak buruk terhadap transaksi
online yang dapat membahayakan perkembangan e-comerce.